Sejak masih berbentuk Kranggan hingga kini menjadi
kabupaten, dari tahun 1543 hingga tahun 2005, Lamongan sudah dipimpin oleh 41 kepala daerah.
Mulai dari sebutan Rangga, Tumenggung, Adipati hingga Bupati. Rangga Aboe
Amin merupakan awal sejarah kepemimpinan Lamongan pada tahun 1543-1556.
Rangga Hadi adalah pemegang tampuk kepemimpinan berikutnya pada tahun
1556-1569. Tahun 1569 Lamongan berganti status menjadi Katuranggan. Tumenggung
Surajaya diangkat sebagai Adipati Lamongan pertama dengan masa
kepemimpinan tahun1569-1607 dan tanggal 26 Mei 1569 ditetapkan sebagai Hari
Jadi lamongan. Tumenggung Surajaya disebut juga mbah Lamong, dari sinilah asal
nama kota Lamongan. Raden Pandji Adipati Keling meneruskan
kepemimpinan selanjutnya pada tahun 1607-1640. Hingga tahun 1862, Lamongan
dipimpin oleh Raden Pandji antara lain Raden Panji Poespokoesoemo, Raden
Panji Soerengrono dan Raden Panji Dewa Kaloran. Tumenggung
Todjojo memimpin Lamongan pada tahun 1682-1690. Selanjutnya diteruskan
oleh Tumenggung Onggobojo, Tumenggung Kertoadinegoro, Tumenggung
Wongsoredjo, Tumenggung tjitrosono dan Tumenggung Djojodirjo.
Tahun 1761-1776 adalah masa pemerintahan Adipati
Sosronegoro, dimana Belanda menancapkan kekuasaannya. Hingga tahun 1824
Lamongan memiliki dua Tumenggung yaitu Tumenggung
Wongsodinegoro dan Tumenggung Mangundinegoro. Pada tahun
ini pula Lamongan masuk ke dalam Karesidenan Gresik. Adipati
Ardjodinegoro memerintah pada tahun 1824-1856. Dilanjutkan oleh RT
Tjokro Poerbonegoro tahun 1856-1863 dan RT Kromo Djojo Adinegoro
tahun 1863-1866 dan diganti oleh RT Kromo Djojo Adirono tahun
1866-1885. Pada tahun 1867 lamongan beralih menjadi bagian Karesidenan
Surabaya.
Tahun 1885-1908, R Adipati Djojo Dirono
memerintah. Tampuk kepemimpinan kembali dipegangnya pada tahun 1908-1937.
Karena keberhasilannya membangun rel kereta api, sekolah dan rumah sakit
gelarnya dinaikkan menjadi Raden Adipati Aryo Djojo Adinegoro.
Kepemimpinan
selanjutnya dipegang oleh Raden Tumenggung Moerid Tjokronegoro
pada tahun 1937-1942.
Setelah itu pemerintahan Lamongan dijabat oleh bupati-bupati
yang merupakan pejuang kemerdekaan yaitu Tjokro Soedirjo, R soekadji,
Abdul Hamid Soerjosapoetro, Waskito, Soepardan, Ali Afandy dan Raden
Ismail.
Pada tahun 1960-1969, masa bupati Soeparngadi
memasuki era peralihan ke orde baru. Bupati ini berupaya menata pemerintahan
hingga hingga tingkat desa. Selanjutnya Chasinoe melanjutkan
pemerintahan pada tahun 1969-1979.
Pada masa pemerintahan bupati Sutrisno Sudirjo,
masalah pendidikan mulai menjadi perhatian yakni pada tahun 1979-1984. Tahun
1984-1989 bupati Moch. Syafii memerintah dengan pendekatan secara
keagamaan terhadap warganya. Kepemimpinan selama 10 tahun kemudian diambil alih
oleh bupati Moch. Faried pada tahun 1989-1999 yang cukup terkenal
dengan kehumasan. Tahun 2000-2005 merupakan bupati terakhir yang dipilih secara
langsung. Bupati Masfuk melakukan pembangunan fisik daerah dengan
memperbaiki jalan, sarana penerangan, pariwisata dan transportasi serta
mengangkat persepakbolaan di Lamongan.
Post a Comment